Jumat, 31 Januari 2014
Psy Malukan Byung Heon
Psy Malukan Byung Heon - BARU-BARU ini menerusi laman web, ada yang memuatnaik foto yang diberi judul Lee Byung Heong dan Psy di London.
Dalam foto tersebut, aktor terkenal Korea, Lee Byung Heon dan penyanyi yang terkenal dengan tarian Gangnam Style, Psy telah bertemu untuk makan bersama di sebuah restoran di sana ketika tinggal di sana atas urusan kerja masing-masing.
Bagaimanapun, semasa foto mereka dirakam, hanya Psy yang menjadi tumpuan sementara kelibat aktor tersebut hanya kelihatan seperti pejalan kaki yang kebetulan berada di tempat tersebut.
Walaupun pada hakikatnya, Byung Heon lebih popular di Korea, namun melalui foto tersebut, ia membuatkan penonton yang melihatnya tersenyum dan memberi beberapa komen sinis.
Antara beberapa komen sinis yang ditulis ialah seperti ‘Saya seperti tidak percaya Lee Byung Heon dimalukan Psy sehingga begitu sekali.’; ‘Populariti Psy tidak akan hilang; ‘Tidak tahu pula Lee Byung Heon merupakan sahabat baik Psy’; dan ‘London juga sangat tergilakan Gangnam Style’ – Kosmo
Kamis, 30 Januari 2014
Ibuku Dipaksa Makan Bubur Babi!
Kisah ini adalah kiriman saudari Farisha melalui emailnya. Harap ambil jadikan tauladan…
FARISHA menulis…
Ibuku sering menceritakan pengalamannya dan teman-temannya yang pernah menjadi tahanan Pol-Pot. Salah satu kisah yang masih aku ingati ialah kisah ibuku dipaksa makan bubur babi.
Petikan ini bermula…
Semasa menjadi tahanan Pol-Pot, suami isteri dipisahkan. Begitu juga anak dan ibu. Mereka dibahagi-bahagikan kerja mengikut peringkat jantina dan umur. Ada yang menanam padi dan pelbagai pekerjaan lagi yang berat-berat. Pol-Pot mengamalkan sistem ala komunis. Semua tahanan dikehendaki memakai baju hitam. Mereka diberi pekerjaan yang teruk-teruk. Siapa yang malas atau sakit akan di bawa ke satu kawasan untuk di bunuh.
Ada yang disiksa terlebih dahulu sebelum di bunuh. Contoh penyiksaan yang sering dilakukan ialah menarik kesemua kuku tahanan dengan benda yang tajam, menebuk tapak tangan tahanan, memenggal kepala atau menimbus tahanan hidup2 ke dalam satu lubang maut. Orang islam di larang sembahyang. Masjid dijadikan kandang babi.
Semua tahanan dipaksa bekerja. Setelah penat bekerja , tahanan hanya diberikan makan bubur sahaja. Menunya berbeza-beza. Kadang-kadang bubur ikan dan kadang-kadang bubur babi. Bubur yang hanya ada beberapa butir nasik dalam semangkuk bubur. Ibuku tak mahu makan bubur babi. Dia melihat wajah teman-temannya.
Ada yang berugama Islam sedang memakan bubur itu. Keadaan amat darurat. Sekiranya mereka tidak makan, mereka tiada tenaga untuk melakukan kerja seterusnya. Akibatnya mereka akan jatuh sakit. Boleh jadi mereka akan di bunuh sekiranya tidak mampu lagi melakukan pekerjaan itu. Ibuku masih menahan diri dari memakan bubur itu. Dia mengeluarkan beras goreng lalu mengunyah beras goreng itu satu persatu. Hatinya berdoa semoga beras goreng yang dibekalkan oleh nenekku mampu memberikan kudratnya untuk meneruskan kerja membajak sawah itu.
Malamnya, nenekku menggorengkan beras untuk dijadikan bekalan ibuku esok hari. Manalah tahu, menu esok sama denagn menu hari ini. Jangkaan nenek tepat. Menu makan tengahhari adalah bubur babi lagi. Kali ini ibuku diiuji lagi. Dia terpaksa makan beras goreng yang disimpan di dalam uncang diantara lipatan getah kainnya. Kemudian, ibu meneruskan kerja seperti biasa.
Pada hari yang ketiga, menu yang sama disajikan kepada tahanan-tahanan. Ibuku terpaksa menjamah beras goreng yang dimakannya secara sembunyi-sembunyi. Tiada sedikit perasaan kesal pun dihati kerana tidak makan bubur babi itu walaupun dibolehkan kerana darurat. Tiba-tiba seorang pegawai tinggi Polpot datang menemui ibuku. Cepat-cepat ibu sembunyikan beras goreng itu. “Aku dengar, kau sudah tiga hari tak makan bubur yang kami masak.
Bagaiamana kau masih mempunyai tenaga untuk bekerja?” Tanya pegawai tersebut dalam bahasa Khmer. Kecut perut disoal begitu. “Mari ikut aku?” Ibu semakin risau. Ibu takut kalau mereka tahu ibu makan beras goreng yang dibawanya. Pasti ibu akan dihukum. Namun, dia membawa ibu ke ruangan dapur. “Gadis ini belum makan apa-apa lagi. Namun, dia masih bekerja seperti orang lain. Sediakan nasi bersama ikan masin untuk dia”. Ibu bersyukur tatkala mendengar kata-kata pegawai itu. Petang itu, ibu dijamu dengan menu yang istimewa. Sudah lama ibu tak makan nasi. Inilah ganjaran bersabar di jalan Allah….
Rabu, 29 Januari 2014
jejari besi tingkap yang lebih kecil saiz nya daripada kertas A4 pun ada orang boleh masuk
Oh! Media
Bayangkan jejari besi tingkap yang lebih kecil saiz nya daripada kertas A4 pun ada orang boleh masuk. Cuba check ciri-ciri keselamatan tingkap rumah anda, sentiasalah kita berhati-hati.
Rabu, 01 Januari 2014
Jejak Sejarah Di Pemakaman Belanda Ereveld di Surabaya
Selain Makam Belanda di daerah Peneleh, di kota Surabaya ternyata ada kawasan pemakaman Belanda lainnya yaitu Ereveld atau Makam Belanda. Pemakaman itu berada di sekitar kawasan Makam Kembang Kuning yang didominasi oleh makam umat Kristiani , Katolik dan Tionghoa .
Berbeda dengan kondisi Makam Belanda di Peneleh yang kotor, kumuh, tidak terawat dan berbau, Ereveld ini tampak bersih , rapi, teratur dan terawat dengan baik. Bahkan Ereveld juga terkesan ekslusif karena tak setiap orang bisa memasuki kawasan itu tanpa izin dari Konsulat Belanda. Hanya pada hari dan kegiatan tertentu saja kita bisa memasukinya.
Saya beruntung bisa memasuki kawasan Ereveld itu bersama dengan komunitas Roode Brug Soerabaia, Max Van Der Werff dan komunitas Indo - Belanda dalam acara ziarah bersama pada beberapa waktu yang lalu. Memasuki pemakaman Ereveld tampak deretan nisan yang berwarna putih dan terdapat nama jenazahnya. Hamparan rumput dengan taman dan kolam yang asri tampak menghiasi pemakaman yang konon merupakan yang terluas di Asia Tenggara karena luasnya mencapai 15 hektar.
Kompleks pemakaman ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda tahun 1917 ini. Kompleks makam ini sebelumnya diperuntukkan untuk warga negara Belanda , termasuk Eropa. Keberadaannya masih difungsikan sampai saat ini yang kemudian berkembang menjadi makam bagi pemeluk agama Kristen dan Katolik dengan diberi pagar sebagai pembatasnya.
Kompleks Ereveld Kembang Kuning ini dikelola oleh Oorlogsgravenstichting atau OGS (Netherlands War Graves Foundation ). Pihak Belanda sendiri menyewa lahan pemakaman ini dan menggaji para petugasnya untuk menjaga dan merawatnya dengan baik.
Dalam bertugas, mereka berpakaian seragam lengkap mirip seragam Satpol Pamong Praja yang sibuk memotong rumput yang mulai tumbuh panjang, mengecet nisan makam yang mulai pudar dengan cata warna putih dan ada yang selalu siap berjaga di depan pintu gerbang makam menyambut tamu yang datang.
Menurut Ketua Tim 11 Von Faber Cagar Budaya Surabaya, Eddy E. Samson, di Ereveld ini banyak dimakamkan para korban perang dunia ke II tahun 1942 di Indonesia.
Masih kata Eddy, tanah makam seluas 340.800 meter persegi itu diberikan ke Belanda oleh Indonesia. Segala bentuk pembiayaan makam dibiayai langsung oleh Belanda melalui yayasan OGS.
Dari yayasan itu, Eddy diminta untuk memelihara, memperjuangkan makam tersebut sebagai Cagar Budaya.Sedangkan untuk perawatan makam selain dibiayai oleh pemerintah Belanda melalaui OGS, juga mendapat subsidi dari kerajaan Belanda dan Yayasan Het Gebaar.
Dari yayasan itu, Eddy diminta untuk memelihara, memperjuangkan makam tersebut sebagai Cagar Budaya.Sedangkan untuk perawatan makam selain dibiayai oleh pemerintah Belanda melalaui OGS, juga mendapat subsidi dari kerajaan Belanda dan Yayasan Het Gebaar.
Jenasah ratusan anak buah kapal yang juga tentara kerajaan Belanda itu dimakamkan secara terpisah di masing-masing ereveld yang ada di Jakarta, Bandung, dan Semarang dan di Surabaya yaitu Ereveld Kembang Kuning itu.
Dalam perayaan itu, upacara penghormatan diadakan di tugu yang mencantumkan nama-nama dari para tentara Belanda yang dimakamkan di Ereveld Kembang Kuning. Termasuk komandan Angkatan Laut Belanda yang memimpin pertempuran yaitu Laksamana KWFM Doorman.
Sedangkan menurut Max Van Der Werff, seorang pemerhati sejarah, penulis buku dan blogger yang berwarga negara Belanda, di Ereveld ini tak hanya warga Belanda saja yang dimakamkan.
Tetapi ada juga warga Indonesia dengan berbagai agamanya yang bisa dilihat dari bentuk nisannya yang berbeda. Bahkan ada juga makam dengan tulisan nama Tionghoa dan nama-nama tak dikenal dalam bahasa Belanda. Mereka adalah korban pada Periode Bersiap pada tahun 1945 dari berbagai daerah seperti Surabaya, Ngawi, Malang dan sebagainya.
Yang mengharukan, diantara mereka yang dimakamkan itu ada leluhur dari Max Van Der Werff dan ada banyak juga yang menjadi korban ketika masih berusia anak. Ada pula makam dengan nisan yang cukup besar ukurannya dan tertulis beberapa jenazah yang dimakamkan secara bersama.
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Menambang Uang Melalui Facebook dan Twitter
Menambang Uang Melalui Facebook dan Twitter
Peluang Mendapatkan Dollar Via Internet
Museum Santet Di Surabaya
Tips Memasang Iklan Di Blog
Share Status di Fb/Twitter Dapat Komisi
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca
di Link berikut ini :
www.blogger.comblogspot.com
Bantuan RM120j Najib tiada kena mengena dengan krisis air kata PR Selangor
Oleh Md Izwan
February 04, 2013
KUALA LUMPUR, 4 Feb – Pemimpin Pakatan Rakyat (PR) Selangor menimbulkan kesangsian sama ada Syarikat Bekalan Air Selangor (SYABAS) ketika ini berhadapan masalah kewangan sehingga menyebabkan Datuk Seri Najib Razak mengumumkan bantuan tambahan RM120 juta kepada syarikat air tersebut, serta mendakwa langkah tersebut tiada kena mengena dengan krisis air yang dituduh oleh kerajaan pusat sebelum ini.
Pemimpin PR menyifatkan ia hanya lebih kepada gimik politik menjelang pilihan raya tidak lama lagi.
Langkah Perdana Menteri (PM) mengumumkan bantuan tersebut pada hujung minggu lalu mempunyai kaitan dengan tindakan kerajaan PR negeri Selangor apabila Menteri Besar Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim memberikan tempoh 14 hari kepada Putrajaya untuk menjawab tawaran mereka untuk mengambilalih SYABAS.
“Kenapa perlu Najib suntik wang kepada SYABAS? Kenapa tambah peruntukkan itu, untuk apa? Bagi saya, ia tidak akan selesaikan masalah pengurusan air oleh SYABAS hingga sebabkan bekalan terputus di sekitar Lembah Kelang,” kata Ahli Parlimen Ampang Zuraida Kamaruddin apabila dihubungi The Malaysian Insider.
Zuraida juga mengecam langkah Najib yang membuat pengumuman tersebut dikawasannya Ampang serta menyifatkan tindakan tersebut cubaan untuk meraih sokongan dengan mempolitikkan isu air di Selangor.
“Bagi saya ini hanya gimik politik oleh BN untuk meraih sokongan rakyat, ia jelas sebab diumumkan di Ampang,” kata Ketua Wanita PKR itu lagi yang merujuk kepada program yang dihadiri oleh Najib di Ampang hujung minggu lalu.The Malaysian Insider
Read More
Langganan:
Postingan (Atom)